Dalam dunia trading, terdapat istilah token yang mungkin cukup familia didengar oleh para trader. Sejak ICO berkembang, token digital ini sangat diandalkan, khususnya untuk token yang berbasis Ethereum atau sering dikenal ERC – 20.
Setelah jaringan utama Ethereum launching dan menggunakan standar token Erc 20, muncul Tron yang dianggap sebagai versi kedua dari Ethereum. Ada dua jenis token dalam Tron yang umumnya dikenal, yaitu Trc10 dan trc20. Kedua token ini memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda.
Apa Itu Tron?
Sama halnya dengan Ethereum, Tron adalah proyek sebuah blockchain yang dibangun menggunakan sistem konsensus Proof of Stake (PoS). Tron digunakan untuk mengatasi masalah skalabilitas. Banyak yang mengatakan bahwa Ethereum dan Tron seperti kakak beradik, karena sebenarnya Tron mengaku menjadi pelengkap dari kelemahan yang dimiliki Blockchain Ethereum.
Pasalnya, Tron dianggal lebih praktis dan sederhana sehingga efisien saat digunakan sebagai blockchain. Tron bisa memproses lebih dari 2000 transaksi per detiknya karena fungsi skalabilitas yang terbilang tinggi.
Selain itu, Tron berkolaborasi dengan berbagai perusahaan besar seperti Samsung dan Opera sehingga penggunanya melebihi 35 juta. Tron dipercaya sebagai salah satu tempat transaksi kripto yang aman dan terpercaya.
Fokus pembahasan kali ini adalah mengenai perbedaan dari token Ethereum dan Tron, yakni ERC-20 dan TRC-20. Namun sebelumnya perlu untuk mengetahui beberapa token yang telah disebutkan tersebut, mulai dari ERC-20, TRC-20, dan TRC-10.
Mengenal Token ERC-20, Standard Token Ethereum
Tahun 2015, F. Vogelsteller menciptakan standar token untuk Ethereum, yaitu ERC-20. Token ini dijadikan sebagai standar karena mulai dari awal pengajuan proposal hingga proses peluncurannya, berada di lingkungan Ethereum dengan protokol Ethereum Request for Proposal (ERC). Platform yang digunakan adalah Github.
Untuk angka 20 yang mengikutinya, diperoleh dari Github secara otomatis di setiap pengajuan proposal. Pada dasarnya, semua proposal ERC yang lolos berubah menjadi Ethereum Improvement Proposal (EIP). Dengan demikian, ERC ini berubah menjadi nama EIP – 20.
Hanya saja, karena para trader sudah terbiasa menggunakan istilah ERC-20, akhirnya yang diketahui secara luas bukanlah EIP-20, melainkan ERC-20. Standar ini jika digunakan maka semua token yang kompatibel bisa melakukan komunikasi antarmuka yang sama. Hal ini dikarenakan ERC-20 memiliki standar penamaan parameter dan fungsi yang bisa dilakukan panggilan pada aplikasi antarmuka tersebut.
Dengan demikian maka developer cukup melakukan pengembangan satu antarmuka bagi semua token ERC-20. Hal ini menjadikan ERC-20 menjadi salah satu token yang sangat populer digunakan di berbagai negara. Apalagi dengan kesuksesan ICO dan standarisasi ERC-20 yang bagus.
Mengenal TRC-10, Token Pada Sistem TRON
Pada dasarnya Tron memiliki dua jenis token yang populer, yaitu TRC-10 dan TRC-20. Dalam hal ini, TRC-10 adalah token Tron yang memiliki perbedaan mendasar dengan token dalam Ethereum, ERC-20. Untuk TRC-10 sendiri jauh lebih sederhana dan cukup mudah dibuat bagi setiap pengguna. Bahkan untuk para pemula yang belum begitu menguasai dunia trading dan pemrograman, mudah untuk menggunakan token TRC-10.
Sebenarnya, token yang dikelola oleh sistem Tron ini tidak jauh berbeda dengan token lainnya di berbagai platform, misalnya NEM dan NXT. Jika ingin membuat TRC-10, pengguna diharuskan mengeluarkan biaya 1.024 TRX. Namun pembayaran ini dilakukan hanya sekali ketika membuat token saja. Selanjutnya, token TRC-10 ini dapat digunakan dengan bebas.
Guna membekali TRC-10, Tron memiliki Market peer – to – peer yang bisa diakses menggunakan platform tertentu, misalnya Tronscan. Setiap pengguna mendapatkan izin untuk ICO menggunakan token tersebut dengan anggapan bahwa token TRC-10 nantinya akan diganti dengan yang lebih baru ketika ada launching sistem utama, yaitu TRC-20.
Mengenal TRC-20, Token Terbaru Kelanjutan TRC-10
Kelanjutan dari TRC-10 ini, sebenarnya diciptakan untuk menandingi token ERC-20 pada Ethereum. Perlu diketahui bahwa trc20 yang ada saat ini kompatibel dengan skrip erc20. Jadi, dengan demikian maka para developer atau pengguna yang sebelumnya menggunakan ERC-20 bisa berpindah menggunakan TRC-20 tanpa perlu melakukan pengkodean ulang pada skrip.
Berbeda dengan TRC-10 yang sederhana, TRC-20 membutuhkan bandwith dan Energy untuk dapat menjalankan kontrak pintar blockchain TRC-20. Dalam hal ini, energi adalah biaya transaksi yang dibutuhkan untuk menjalankan kontrak pintar pada Tron Virtual Machine (TVM). Tentunya hal ini membutuhkan sumber daya komputasi, misalnya memori dan CPU. Untuk besar kecilnya energi yang diperlukan, tergantung kompleksitas dari skrip token.
Perbedaan Antara TRC-20 dengan ERC-20
Token dalam blockchain Ethereum, ERC-20, bersaing ketat dengan token dalam blockchain Tron, TRC-20. Kini, setiap bursa yang terdesentralisasi maupun tersentralisasi menyerahkan pilihan langsung kepada para pengguna. Jadi, para pengguna bisa dengan bebas menggunakan blockchain mana pun. Karena semua kembali lagi ke tujuan awal, yaitu memindahkan crypto dari bursa ke bursa lain maupun ke wallet.
Biasanya pengguna cukup memperhatikan dua hal saat menentukan blockchain mana yang akan dipilih untuk wadah transaksi crypto. Indikator tersebut adalah mengenai kecepatan transaksi dan biaya transaksi.
Di bawah ini akan dijelaskan mengenai perbedaan antara token utama Blockchain Tron (trc20) dan token utama Blockchain Ethereum (erc20).
- Kecepatan Transaksi
Para pengguna saat memilih blockchain akan sangat mempertimbangkan terkait kecepatan transaksi yang diberikan. Bagaimanapun juga, memindahkan laba trading atau investasi di bursa menjadi hal yang sangat penting, bahkan menjadi tujuan utama melakukan trading. Dengan demikian, maka dana crypto dapat diamankan untuk kebutuhan lainnya.
Biasanya, jika sudah memperoleh laba, kebanyakan trader atau investor akan memindahkan dana mereka untuk disimpan pada bursa maupun wallet lainnya. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya investasi jangka panjang dan penarikan saldo yang telah didapatkan.
Melihat beberapa hal yang penting tersebut, kecepatan untuk memindahkan crypto menjadi pertimbangan utama untuk memilih blockchain. Ada perbedaan kecepatan transaksi antara Tron dan Ethereum. Jika dilihat secara keseluruhan dalam hal perpindahan transaksi, Tron dianggap lebih unggul dari Ethereum.
Transaksi pada Ethereum cenderung membutuhkan waktu hingga beberapa jam. Sementara, perpindahan transaksi di Tron hanya butuh beberapa detik saja, paling lama hanya hitungan menit. Jadi, terkait dengan kecepatan perpindahan, lebih unggul Tron.
Adapun faktor yang mempengaruhinya itu terkait dengan jumlah transaksi yang dipindahkan per detik di setiap blockchain. Tron bisa mengatasi 2000 transaksi setiap detik, sedangkan ethereum hanya 25 transaksi per detiknya.
Jadi dapat disimpulkan, TRC-20 lebih cepat dalam hal transaksi dibandingkan ERC-20.
- Besarnya Biaya Transaksi
Selain kecepatan perpindahan atau transaksi, hal terpenting untuk memilih blockchain adalah besarnya biaya transaksi. Ketika melakukan transfer, satu crypto akan memberikan pengaruh besar untuk menentukan blockchain.
Dalam hal biaya transaksi, Tron juga lebih unggul dari Ethereum. Token TRC-20 lebih terjangkau dibandingkan ERC-20 karena biaya gas Ethereum melonjak karena penggunanya semakin meningkat. Biaya transaksi pada Tron hanya $2 (Rp28.700), sedangkan pada Ethereum mencapai $30 (Rp431.100).
Itulah penjelasan mengenai Blockchain Tron trc20 dan Ethereum erc20 yang perlu dipahami. Terlepas dari perbedaan dan keunggulan dari kedua blockchain tersebut, dalam memilih blockchain tentunya harus memperhatikan berbagai faktor lain, misalnya kecocokan dengan crypto, dan lain sebagainya.