Kommunitas banner

Pendiri blockchain Tron, Justin Sun, merupakan tokoh yang cukup kontroversial, apalagi akhir-akhir ini. Pasalnya, Sun mengeluarkan pernyataan kontroversialnya terkait dengan keputusan untuk berhenti di Tron, blockchain yang ia bangun sendiri. Dikabarkan bahwa ia akan menyerahkan jaringan tersebut secara penuh kepada komunitas.

Keluarnya Sun dari jaringannya sendiri, ternyata terjadi bukan tanpa sebab. Ia mendapatkan tawaran dari Pemerintah Grenada untuk menjadi duta besar negara Grenada di World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia.

Ditunjuknya Sun sebagai Dubes karena ia telah memiliki pengalaman dan track record yang mumpuni dalam dunia perdagangan skala internasional. Mendapatkan tawaran tersebut, Sun membuat surat pernyataan terbuka dan diunggahnya melalui akun Twitter pribadi miliknya.

Sun sendiri tinggal di Grenada mulai tahun 2019. Orang keturunan Tiongkok ini secara bertahap mulai mengurangi aktivitasnya dalam dunia cryptocurrency. Dikabarkan bahwa ia akan mulai menjalankan tugas pertamanya sebagai Dubes di Markas Besar WTO, yang berada di Jenewa.

TRON Mulai Memasuki Era Baru

Dinyatakan dalam surat terbuka yang dibuat oleh Sun kepada komunitas, bahwa sangat besar kemungkinan bagi Tron untuk menjadi blockchain mandiri, dapat berdiri sendiri, dan bergerak khusus di bidang organisasi otonom terdesentralisasi.

Sun mengatakan bahwa baginya, dengan melepas Tron dan menjadikannya sebagai jaringan yang mandiri, akan lebih memberi dampak positif bagi banyak orang. Karena baginya, dengan melepas semua kekuasaan atas data, aset, dan pengguna, adalah hal yang jauh lebih baik.

Dapat dikatakan bahwa Sun mundur dari Tron karena lebih mementingkan kepentingan negara-negara berkembang dibandingkan terus memperkaya diri dengan memiliki kekuasaan atas aset. Jadi ia memilih mendedikasikan dirinya menjadi bagian dari Dubes WTO.

Meskipun mundur dari jaringannya sendiri, tetapi kabarnya Sun berencana untuk mempromosikan terkait pengembangan industri blockchain ke semua jangkauan, sehingga semuanya bisa lebih fokus terhadap ekonomi digital. Karena bagi Sun, ekonomi digital seperti halnya cryptocurrency sangat berpengaruh terhadap tingkat kemajuan ekonomi masyarakat modern.

Disampaikan oleh Justin Sun bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mendeklarasikan pentingnya ekonomi digital. Sehingga ia ingin melakukan kolaborasi dan kerja sama erat antara negara-negara yang berdaulat dengan industri blockchain. Pengakuan WTO terhadap adanya nilai teknologi dari blockchain dianggap sangat penting bagi keberlangsungan cryptocurrency.

Sekilas Kehidupan Sun Sebelum Menjadi CEO di TRON

Tokoh figur yang penuh kontroversi ini lahir di tahun 1990. Ia memiliki nama lahir Sun Yuchen. Selama menjalani kehidupan sebelum berhasil mendirikan Tron, Sun acap kali menunjukkan kecenderungan dirinya untuk selalu tampil tenar dan nomor satu. Ia dikenal sebagai siswa yang baik dan tertarik dengan gaya dan ide liberal.

Selama menjalani masa pendidikan, Sun sering mendapatkan otoritas lebih dibanding lainnya karena kehebatan dirinya. Bahkan, saat ia kuliah, ia tidak jarang menjadi garda terdepan opini kampus yang menentang arus utama. Sun dikenal sebagai kritikus vokal yang selalu menyuarakan aspirasinya terhadap kebijakan kampus. Ia tidak segan untuk menyampaikan kritik keras terhadap pemerintahan Cina melalui tulisannya.

Sun mulai tenar saat ia masuk sekolah menengah di kota Huizhou. Sekolahnya mengumumkan adanya bimbingan akademik yang disesuaikan dengan kategori kelas sosial siswa. Artinya, untuk siswa dari keluarga menengah ke bawah hanya akan mendapat bimbingan alternatif saja.

Mengetahui hal itu, Sun mengkritik keras kebijakan sekolah melalui unggahan onlinenya. Unggahan tersebut tersebar ke seluruh China dan ia menjadi semakin tenar. Bagi Sun, kebijakan tersebut adalah hal yang tidak adil dan kejam. Karena ketenarannya, ia sering ditampilkan di sampul majalah sebagai Pemimpin Opini muda.

Sebenarnya, Sun melakukan kritik keras tersebut bukan karena ia ingin mendapatkan ketenaran. Namun, hal tersebut terjadi secara alamiah sebagai bentuk reaksi dari kondisi sosial Cina saat itu. Apa yang terjadi tidak sesuai dengan prinsip yang ia pegang, sehingga ia melakukan berbagai kritik keras secara online.

Sun melanjutkan pendidikan di Universitas Peking dan lulus pada 2011. Dua tahun setelahnya, ia berhasil mendapatkan gelar Master di Universitas Pennsylvania mengambil bidang Ekonomi Politik. Saat itulah Sun menemukan cryptocurrency dan mengawali dunia tradingnya. Bahkan, tahun 2013 ia sudah menjadi jutawan.

Kontroversi Sun dalam Ranah Crypto

Mundurnya Sun dari ekosistem yang telah dibangun olehnya, tentu menimbulkan berbagai tanda tanya dari publik. Apalagi perannya dalam Tron sangatlah banyak, sehingga keputusan yang dibuat olehnya menjadi seolah tidak masuk akal dan akhirnya timbul kontroversi.

Memang benar, bahwa sebelum ia mengambil sikap untuk mundur dari Tron, Sun memang sudah populer dengan kontroversi pada dirinya. Bahkan dirinya merupakan objek dari berbagai kontroversi dalam dunia crypto.

Semenjak Tron diluncurkan pada 2017, ada dugaan bahwa Sun telah melakukan manipulasi terhadap trader bahwa ada dugaan sentralisasi pada jaringan tersebut. Dalam dunia Desentralisazion Finance, hal ini menjadi kasus yang terkuak. Akhirnya, banyak trader yang merasa ditipu olehnya.

Kontroversi Sun juga sempat muncul dari gugatan mantan pegawai BitTorrent. Diberitakan bahwa Sun digugat karena dirinya mendapat tuduhan melakukan tindak pelecehan di lingkungan kerja. Tidak hanya itu saja, Sun juga melakukan pelanggaran lainnya yang tidak dapat ditoleransi.

Sempat heboh juga terkait dengan kontroversi Sun yang membatalkan acara makan siang bersama Warren Buffet pada 2019. Hal itu merupakan kasus yang paling memalukan, karena ternyata agenda makan siang tersebut amalnya senilai $4.56 juta.

Dalam berita kontroversi Sun kali ini, apakah CEO ini akan membawa label kontroversial dirinya dalam ranah crypto ke Markas Besar WTO? Hal itu tentu akan terjawab seiring berjalannya waktu, saat Sun sudah menjalankan tugasnya sebagai Dubes secara bertahap.

Berapa Total Aset Milik Sun?

Perlu diketahui bahwa Justin Sun merupakan salah satu pengusaha muda terkaya dalam dunia crypto. Aset yang dimilikinya mayoritas berasal dari otoritasnya dalam kepemilikan token TRX. Sejauh ini, Sun tidak pernah memberitahu publik berapa total kekayaan dan aset yang ia miliki secara pasti karena ia merasa itu adalah hal privasi.

Namun, terkait dengan aset yang Sun miliki, ia diperkirakan memiliki 10 – 20 persen dari total pasokan yang ada dengan nilai TRX berkisar $100-200 juta. Tidak berhenti di situ saja, karena ia juga menaruh investasi yang cukup besar pada akuisisi Poloniex. Ini merupakan pertukaran cryptocurrency yang pernah mencapai nilai hingga $400 juta. Ia juga pernah berinvestasi di platform BitTorrent dan Steemet hingga $140 juta. Sementara dari BitTorrent terdapat token asli dengan perkiraan selai $60 juta.

Dari perkiraan di atas, diprediksi kekayaan total yang dimiliki oleh Sun dalam dunia trading dan investasi adalah senilai $200 juta sampai $400 juta. Namun demikian, beberapa waktu yang lalu, ia sempat diduga mengklaim dana bantuan untuk usaha kecil Tron yang diberikan oleh pemerintah AS.

Terkait dengan keberlanjutan keputusan Justin Sun, akan dibuktikan dari bagaimana ia menjalankan tugas sebagai Dubes WTO. Figur ini selalu memunculkan berita yang kontroversial dalam dunia ekonomi politik.