Kommunitas banner

Pada 21 Januari lalu, harga Bitcoin dan Ethereum anjlok dan memimpin cryptocurrency lainnya sesudah adanya usulan larangan dari bank sentral Rusia untuk penambangan dan penggunaan mata uang crypto pada negara tersebut.

Berdasarkan laporan dari 5 halaman yang dirilis oleh media, pihak bank sudah menghadapi beragam masalah sebelum adanya usulan tersebut, termasuk diantaranya masalah kesejahteraan penduduk, lingkungan serta ancaman ketidakstabilan finansial.

Kemungkinan risiko stabilitas keuangan yang berkaitan dengan cryptocurrency lebih tinggi bagi pasar negara berkembang, termasuk diantaranya Rusia.

Mencermati bahwa sebagian besar mata uang crypto dianggap berbahaya untuk kesejahteraan keuangan Rusia dan tak didukung, bank melanjutkan upaya mengusulkan beragam amandemen undang-undang.

Anjloknya Harga Bitcoin

Undang-undang tersebut mencakup beragam aspek antara lain larangan transaksi dan kegiatan pembayaran, larangan peredaran dan penerbitan mata uang crypto di wilayah Rusia dengan tujuan apapun, dan larangan investasi yang dilakukan oleh lembaga keuangan.

Secara lebih lanjut, undang-undang juga mengusulkan larangan penambangan Bitcoin secara total dengan alasan skala sekarang ini serta penyebaran lebih lanjut dari aktivitas penambangan cryptocurrency di Federasi Rusia menyebabkan risiko signifikan untuk stabilitas finansial dan ekonomi.

Rusia sendiri adalah pusat penambangan Bitcoin terbesar ketiga untuk tahun lalu, setelah Kazakhstan dan Amerika Serikat.

Rusia Menyusun Regulasi Aset Crypto Menjadi Alat Tukar

Berdasarkan informasi Bank Sentral dan Pemerintah Rusia sudah mencapai kesepakatan guna membuat dan mengatur regulasi cryptocurrency.

Sekarang ini diketahui kedua belah pihak tengah mengerjakan rancangan undang-undang yang nantinya mendefinisikan crypto sebagai mata uang “analog” dan bukannya disebut menjadi aset keuangan digital. Regulasi ini tentu akan berpengaruh terhadap harga Bitcoin.

Berdasarkan laporan lebih lanjut, aset crypto dinyatakan hanya dapat digunakan secara legal sesuai hukum dengan identifikasi penuh, melalui perantara berlisensi atau melalui sistem perbankan.

Berdasarkan catatan media asal Rusia, Kommersant, diketahui bahwa transaksi Bitcoin atau BTC dan kepemilikan crypto di Federasi Rusia tak dilarang, namun mereka harus melakukannya melalui penyelenggara pertukaran mata uang digital (bank) ataupun pertukaran peer-to-peer yang telah berlisensi di negara tersebut.

Pada laporan tersebut, terdapat rencana tambahan guna mengenalkan kewajiban untuk pelaku market crypto guna mendidik warga Rusia tentang risiko yang berkaitan dengan aset digital.

Rusia Mengizinkan Perdagangan Crypto

Rusia tak memiliki rencana untuk mengikuti jejak China yang melarang crypto. Saat ini pembayaran crypto di negara tersebut masih dilarang, akan tetapi warga Rusia sudah diizinkan untuk membeli dan memperdagangkan asset digital seperti Bitcoin.

Berdasarkan laporan dari kantor berita lokal Interfax, Wakil Menteri Keuangan Federasi Rusia, Alexey Moiseev menegaskan jika warga Rusia nantinya terus diizinkan untuk melakukan pembelian dan menggunakan crypto.

Warga Rusia bisa membuka dompet di luar Federasi Rusia, namun bila mereka beroperasi dalam Federasi Rusia maka nantinya mereka dikenai larangan. Menurut Moiseev, semuanya untuk masa depan sebab merupakan kedaulatan keuangan Rusia.

Moiseev pun menyampaikan bahwa anggota parlemen memang masih dalam tahap mendefinisikan mata uang digital serta teknologi blockchain secara detail yang disesuaikan dengan kode sipil Rusia.

Pemerintah Rusia sudah mengklaim bila menerima Bitcoin menjadi mata uang resmi nantinya memberikan dampak negatif terhadap sistem ekonomi dan keuangan negara.

Akan tetapi posisi Rusia berbeda dari China, dimana peraturan dan lembaga keuangan sudah berkali-kali menyampaikan kebijakan dan pernyataan anti crypto. Tentunya hal ini mempengaruhi harga Bitcoin.

Belum lama ini, Bank Rakyat China menyatakan bahwa seluruh transaksi crypto di negaranya adalah hal ilegal, sampai membuat miner yang ada di beberapa provinsi melarikan diri saat mereka menghadapi tindakan keras pada aktivitas mereka.

Akan tetapi pejabat Rusia sudah berdiskusi dan mengklaim bahwa penggunaan rubel digital yang dirilis oleh bank sentral tak akan menyebabkan risiko keuangan yang sama seperti Bitcoin dan aset cryptocurrency lainnya.

Ketua Komite Duma Negara Rusia untuk Pasar Keuangan, Anatoly Aksakov, bahkan sejak tahun lalu sudah menyatakan bahwa mata uang digital bank sentral Rusia bisa menjadi bagian integral penyelesaian nasional di tahun 2024.

Walau begitu, perwakilan resmi Presiden Rusia, Dmitry Peskov mengklaim bahwa untuk saat ini Rusia tak mempunyai alasan guna mengakui Bitcoin sebagai alat yang sah untuk pembayaran.

Peskov berpendapat bahwasanya menempatkan crypto seperti Bitcoin nantinya sejalan dengan instrumen uang tradisional dan tak akan menghasilkan apapun selain kerugian untuk sistem ekonomi dan keuangan negara. Peskov menegaskan bahwa Rusia tak siap untuk langkah semacam itu.

Secara resmi Rusia telah melarang pembiayaan mata uang crypto dan menetapkannya menjadi undang-undang crypto utama di negara itu, “Mengenai Aset Keuangan Digital”.

Akan tetapi sekali lagi, undang-undang itu tak melarang warga Rusia untuk membeli ataupun memperdagangkan mata uang crypto seperti Bitcoin.

Beberapa anggota parlemen Rusia dan regulator termasuk Kementerian Keuangan, Layanan Pajak Federal, Kementerian Dalam Negeri, Layanan Keamanan Federal dan lainnya terlibat pada proses pengambilan keputusan regulasi yang bisa berpengaruh terhadap harga Bitcoin ini.

Implementasi konsep nantinya memastikan tercipta kerangka aturan yang dibutuhkan, nantinya membawa industri mata uang digital untuk keluar dari bayang-bayang serta menciptakan kemungkinan aktivitas bisnis legal.

Laporan itu pun menyoroti bahwa transaksi crypto lebih dari 600.000 rubel atau sekitar USD 8.000 dinyatakan termasuk tindakan kriminal. Pihak yang secara ilegal menerima pembayaran dengan cryptocurrency nantinya dikenakan denda.

Sampai sekarang ini masih belum ada kejelasan apakah keputusan tersebut nantinya berpengaruh signifikan untuk warga Rusia serta industri crypto dunia. Akan tetapi berita baiknya adalah ada satu lagi negara yang mempunyai respon baik mengenai crypto.

Rusia Sebelumnya Menolak Keras Crypto

Bank Rusia sebelumnya menyerukan larangan crypto nasional pada suatu laporan yang memperingatkan adanya sifat spekulatif industri.

Bank pun menyatakan bahwa perusahaan keuangan tak diperkenankan memfasilitasi transaksi crypto menjadi bagian proposal dalam melarang aset digital.

Akan tetapi proposal itu mendapatkan tentangan dari Kementerian Keuangan Rusia. Setelah beberapa hari seruan bank sentral dalam pelarangan, seorang pejabat kementerian, Ivan Chebeskov mengatakan bahwa pemerintah seharusnya mengatur crypto dibandingkan sepenuhnya melarang.

Dia pun memperingatkan bahwa larangan total bisa membuat Rusia tertinggal pada teknologi. Laporan pun muncul bahwa Presiden Putin mendukung upaya mengatur pertambangan crypto di negara tersebut.

Keputusan Federasi Rusia untuk melarang mata uang crypto yang beredar tentunya berdampak serius untuk harga, bahkan dapat berpengaruh pada kepercayaan banyak investor.

Sebagai buktinya, cryptocurrency khususnya Bitcoin terus mengalami penurunan lebih dari 7% selama 24 jam terakhir dan 42% dari titik tertingginya sepanjang masa.

Hasilnya Bitcoin diperdagangkan dengan harga USD 39.108, sesudah beberapa waktu sebelumnya berhasil menembus harga USD 40.000.

Para ahli pun saat ini memperkirakan harga Bitcoin akan mengalami penuruan yang lebih dalam, bahkan bisa membuat raksasa mata uang crypto itu jatuh di bawah USD 35.000 serta mendapatkan dukungan harga sekitar USD 30.000.